October, 05 2021
Ketika berselancar di dunia maya, ada banyak komponen yang menghubungkan pengguna dengan internet, salah satunya adalah IP (Internet Protocol) Address. Di Indonesia, satu-satunya organisasi independen yang bertugas mengelola alokasi IPv4, IPv6, dan AS (Autonomous System) Number adalah IDNIC-APJII (Indonesia Network Information Center-Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). IDNIC diberikan kepercayaan oleh APNIC (Asia-Pacific Network Information Centre), organisasi yang ditunjuk oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority) untuk melakukan pembagian IP Address di Asia.
Bertujuan untuk tersedianya pengelolaan informasi jaringan nasional yang mandiri dan berkelanjutan, IDNIC menyediakan berbagai layanan terbaik untuk mengelola penggunaan internet di Indonesia mulai dari pengelolaan database hingga mendukung keamanan akses pengguna. Diantaranya adalah MyIDNIC, WHois, RPKI, CERT, dan KADABRA. Layanan tersebut dapat digunakan oleh berbagai lini konsumen seperti perusahaan dengan izin terkait jaringan internet, perusahaan komersial, instansi pemerintahan, dan institusi pendidikan.
Selama masa pandemi, Sarwani Dwinanto selaku Pengurus Unit Public Relations & Sekretaris IDNIC, menyampaikan bahwa terdapat peningkatan pada permintaan layanan IDNIC-APJII.
“Jumlah request IP terjadi peningkatan yang cukup signifikan, mayoritas berasal dari industri pendidikan yang memang selama masa pandemi ini banyak memanfaatkan platform digital untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.”
Memenuhi kebutuhan infrastruktur dengan resource yang besar dan scalable menjadi tantangan tersendiri. IDNIC menampung berbagai informasi jaringan berskala nasional dalam jumlah besar, sehingga dibutuhkan infrastruktur berkapasitas besar yang fleksibel dan juga aman. Dari sisi performa, keandalan infrastruktur juga menjadi fokus utama IDNIC. Tujuannya untuk menjamin SLA layanan untuk para anggota.
“Kami membutuhkan resource provider cloud dengan fleksibilitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur kami. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menggunakan layanan GIO Private dari Biznet Gio. Fokus utama kami mengelola layanan yang dimiliki saat ini, khususnya dari sisi SLA dan keamanan, karena kita mengelola resource berskala besar untuk seluruh Indonesia.” ujar Sarwani.
Sarwani juga menyampaikan bahwa kredibilitas dan keandalan dari infrastruktur yang digunakan turut mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap performa layanan IDNIC. Di samping itu, IDNIC memandang pentingnya layanan cloud dengan Data Center yang berlokasi di Indonesia untuk memastikan seluruh data dikelola di dalam wilayah kedaulatan RI.
“Karena dirancang dengan konektivitas yang cepat dan andal, kami menilai Biznet Gio mampu mendukung resiliensi, Business Continuity Plan sekaligus Disaster Recovery Center untuk infrastruktur IDNIC” tambah Sarwani.
Layanan GIO Private yang dilengkapi dengan VMware memungkinkan IDNIC untuk memanfaatkan vCenter VMware 7.0. Sehingga proses pengelolaan berbagai jenis VM jadi lebih mudah dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Dengan peningkatan kebutuhan layanan IDNIC setiap tahun, resource yang dibutuhkan juga semakin meningkat. Oleh karena itu, IDNIC membutuhkan infrastruktur yang fleksibel agar dapat melakukan scale up kapan saja, seperti GIO Private.
Melalui kerja sama strategis ini, IDNIC berharap semakin banyak unit bisnis yang aware terhadap keberadaan dan tugas IDNIC di Indonesia. Ke depannya bersama Biznet Gio, IDNIC ingin terus berinovasi dalam menghadirkan layanan yang berdampak baik bagi publik dan menciptakan ekosistem internet di Indonesia yang lebih baik dan juga transparan.
Kolom dengan tanda * wajib diisi.