Dapatkan Info Terbaru

Bagaimana Cara Melakukan Transisi IPv6?

Apr, 05 2024|Aris C. Risdianto

Meskipun deployment IPv6 merupakan tantangan berat bagi suatu organisasi untuk, namun banyak juga organisasi di seluruh dunia yang telah berhasil melakukan transisi. Ada beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan untuk menerapkan IPv6 dalam suatu organisasi. Karena IPv4 dan IPv6 pada dasarnya tidak kompatibel atau tidak dapat berkomunikasi secara langsung satu sama lain, maka perlu adanya mekanisme transisi selama penerapan berlangsung untuk memastikan jaringan dapat menangani lalu lintas IPv4 dan IPv6 secara bersamaan. Dual Stack adalah opsi yang paling sederhana dari sudut pandang operasional, karena semua opsi lainnya memerlukan beberapa iterasi untuk mencapai tujuan akhir penerapan IPv6 secara utuh. Untuk menghemat biaya dan mengurangi kerumitan operasional, maka sangatlah penting untuk meminimalkan jumlah iterasi yang dibutuhkan.

Kemudian, mekanisme transisi yang umum digunakan adalah address translation atau penerjemahan alamat IP. Penerjemahan mengacu pada alat yang digunakan oleh sebuah perangkat IPv6 untuk bisa berkomunikasi dengan perangkat IPv4. Carrier Grade NAT (CGN) dan Large Scale NAT (LSN) sering disebut sebagai “teknologi transisi IPv6”, padahal pada kenyataannya teknologi ini BUKAN merupakan mekanisme transisi ke IPv6, melainkan teknologi untuk memperpanjang ketersediaan alamat IPv4.

Saat ini berbagai teknologi transisi IPv6 masih berkembang, sehingga operator jaringan perlu mempertimbangkan dengan hati-hati, mekanisme mana yang paling cocok untuk jaringan mereka. Mekanisme Native IPv6 merupakan mekanisme yang paling ideal tetapi banyak operator tetap perlu menerapkannya secara bertahap, dengan menggunakan satu atau beberapa mekanisme transisi, agar selaras dengan perencanaan jaringan jangka panjang.

Mekanisme Dual Stack dengan NAT IPv4 (DS)

Pada mekanisme ini jaringan dari penyedia layanan dan jaringan pelanggan harus menggunakan NAT IPv4 karena habisnya alamat IP. Keuntungannya adalah penyedia layanan dapat mengambil alih IPv4 publik dari pelanggan dan menggantinya dengan IPv4 privat sehingga jumlah pelanggan dapat terus berkembang dan pada saat yang sama mampu memperkenalkan layanan IPv6 kepada pelanggan tertentu. Kekurangannya adalah investasi yang sangat besar bagi penyedia layanan untuk membeli perangkat NAT, dan selain itu banyak keterbatasan di sisi pelanggan dalam melakukan penyelenggaraan layanannya karena adanya translasi alamat tersebut.

Mekanisme 6RD dengan NAT IPv6 (6RD)

Mekanisme ini merupakan teknik tunneling yang dimana alamat IPv4 dan IPv6 disediakan oleh penyedia jaringan Internet atau ISP. Beberapa ISP yang memberikan layanan DSL atau layanan berbasis kabel sudah mengimplementasikan 6RD untuk menghubungkan pelanggan mereka melalui IPv6. Keunggulannya adalah penyedia layanan dapat dengan cepat menyediakan layanan IPv6 kepada pelanggan tanpa harus menggelar infrastruktur yang mendukung IPv6. Kekurangannya, solusi ini tidak bersifat permanen jadi harus ada langkah untuk menonaktifkan apabila infrastruktur sudah mendukung IPv6, dan selain itu memerlukan dukungan perangkat pada sisi pelanggan atau customer premises equipment (CPE).

Mekanisme Dual Stack Lite (DS Lite)

Mekanisme ini menggunakan link yang hanya berbasis IPv6 antara penyedia layanan dan pelanggan. IPv4 di-tunnel melalui jaringan utama yang berbasis IPv6 melalui perangkat NAT dari penyedia layanan atau SP NAT. Keunggulannya, penyedia layanan bisa melakukan ekspansi jaringan tanpa memikirkan habisnya alamat IPv4 karena semua routing akan dilakukan secara native dengan IPv6, dan pelanggan dapat melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 tanpa merasakan perubahan mendasar dari protokol yang digunakan. Kekurangannya, penyedia layanan memerlukan perangkat yang mendukung DS Lite dalam infrastruktur utamanya dan perangkat pelanggan juga harus sudah mendukung IPv6. Selain itu semua kekurang yang ada pada NAT IPv6 akan terjadi juga di mekanisme ini. 

Mekanisme 464XLAT

Mekanisme ini dibangun berdasarkan teknologi sebelumnya seperti NAT64 dan DNS64, yang mengizinkan pelanggan pada jaringan yang hanya berbasis IPv6 untuk mengakses layanan Internet yang hanya berbasis IPv4 seperti layanan Skype. IPv4 ditransportasikan melalui jaringan core IPv6 ke jaringan Internet melalui Stateless IP/ICMP Translation (SIIT) tunnel pada router pelanggan dan NAT64 diimplementasikan pada perangkat NAT dari penyedia layanan atau SP NAT. Ada banyak keuntungan dari metode ini, diantaranya penyedia layanan bisa melakukan ekspansi jaringan tanpa memikirkan habisnya alamat IPv4 karena semua routing akan dilakukan secara native dengan IPv6. Kemudian pelanggan dapat melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 tanpa merasakan perubahan mendasar dari protokol yang digunakan bahkan untuk pelanggan non-IPv6 tetap bisa mengakses jaringan yang hanya menggunakan IPv6. Kekurangan dari mekanisme ini terutama pada dukungan perangkat dimana penyedia layanan harus mempunyai perangkat yang mendukung NAT di jaringan utama (PLAT - 64NAT), dan pelanggan harus mempunyai perangkat yang mendukung IPv6 sekaligus IPv4/IPv6 header translation (CLAT - SIIT). Dan tentu saja termasuk seluruh kekurangan pada teknologi NAT pada umumnya.

Mekanisme Stateful AFT (NAT64)

Mekanisme transisi ini mengizinkan pelanggan yang hanya berbasis IPv6 untuk berkomunikasi dengan server yang hanya berbasis IPv4 dengan cara mentranslasikan header paket IPv6 ke dalam header paket IPv4 (dan sebaliknya untuk mengembalikan trafik kembali ke server). Agar mekanisme ini bisa berjalan di jaringan yang besar, maka dibutuhkan DNS64 untuk mendukung resolusi nama domain. Keuntungan dari mekanisme ini adalah penyedia layanan bisa melakukan ekspansi jaringan tanpa memikirkan habisnya alamat IPv4 karena semua routing akan dilakukan secara native dengan IPv6, dan pelanggan IPv6 dapat mengakses layanan IPv6 secara native sekaligus dapat mengakses layanan IPv6 tanpa memerlukan sumber daya alamat IPv4.

Mekanisme Stateless NAT64 (IVI)

Mekanisme translasi IVI mengijinkan hosts pada alamat IPv4/IPv6 yang berbeda untuk saling berkomunikasi. Sebagian alamat IPv4 dari penyedia jaringan akan dimasukkan ke alamat IPv6-nya. Alamat IPv6 tersebut dapat langsung berkomunikasi dengan alamat IPv6 yang lainnya dan dapat berkomunikasi dengan alamat IPv4 melalui translator. Komunikasinya dapat berupa komunikasi yang diinisiasi dari IPv4 maupun IPv6. Keuntungan dari mekanisme ini sama dengan semua keuntungan yang ada pada NAT64, namun karena bersifat stateless maka lebih baik dalam masalah skalabilitas. Banyak sekali kekurangan dari mekanisme ini yang diantaranya tetap memerlukan alokasi IPv4 yang kompatibel dengan IPv6, membutuhkan dukungan perangkat NAT pada infrastruktur inti penyedia layanan, membutuhkan perangkat yang mendukung IPv6 di sisi pelanggan, memerlukan konfigurasi khusus pada DNS penyedia layanan untuk mendukung IVI, dan tentu saja semua kekurangan yang ada pada mekanisme NAT IPv4 pada umumnya.

PertimbanganDS6RDDS Lite464XLATNAT64IVI
IPv4 ProlongYaYaYaYaYaYa
Perkembangan BisnisYa (traffik hanya ke IPv4 saja)YaYaYaYaYa
Butuh Penggelaran IPv6 YaYaYaYaYaYa
Berdampingan dengan penggelaran IPv6YaYaYaYaYaYa
Kompleksitas OperasiSedangSedangSedangSedangSedangSedang
Kompleksitas Penyelesaian MasalahTinggiTinggiTinggiTinggiSedangTinggi
Memutus IPv4 end-to-endYaYaYaYaN/AYa
Masalah NAT utk layanan IPv4YaYaYaYaYaYa
Masalah NAT utk layanan IPv6TidakTidakTidakTidakTidakTidak
Masalah DNSSec

Ya utk IPv4

Tidak utk IPv6

Tidak utk IPv4

Ya utk IPv6

Ya utk IPv4

tidak utk IPv6

Tidak utk IPv4

Ya utk IPv6

Ya utk IPv4

Tidak utk IPv6

Ya utk IPv4

Tidak utk IPv6

Lawful Intercept (Penyadapan legal)Ya utk IPv4Ya utk IPv4Ya utk IPv4Ya utk IPv4Ya utk IPv4Ya utk IPv4

Sumber: https://www.apnic.net/community/ipv6/deploy-ipv6/#transition